Apakah Benar Wanita yang Baik akan Mendapatkan Jodoh Lelaki yang Baik? -Part 1-

Ada yang bilang kalau wanita baik-baik akan mendapatkan jodoh baik-baik ?
Biasanya mereka menggunakan ayat Al-Qur’an An Nur ; 26 :

اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Padahal, ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian


‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka.

Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah saw dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah.
Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.
Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.

Dan ayat ini bukanlah merupakan janji Allah kepada manusia yang baik akan ditakdirkan dengan pasangan yang baik. Sebaliknya ayat ini merupakan peringatan agar umat islam memilih manusia yang baik untuk dijadikan pasangan hidup.

Karena kenyataannya banyak orang yang baik mendapatkan pasangan hidup yang tidak baik, dan begitu pula sebaliknya. Hingga akhirnya, yang pada saat ini baik ketika mendapatkan pasangan yang tidak baik, keimanannya akan berkurang jika tidak sanggup menahan godaan yang sedang mendera, namun keimanan seorang yang baik tersebut bisa bertambah jika Allah Ta’ala menghendakinya. Bahkan pasangan yang tidak baik tersebut akhirnya bisa menjadi orang yang baik. Alhamdulilah itu semua terjadi hanya atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala..

Contoh pasangan bertolak belakang:
1. Nabi Nuh dan istrinya yang kafir
2. Nabi Luth dengan istrinya yang kafir, dan
3. Fir’aun kafir dengan Asiyah Binti Mazahim, (istri fir’aun) seorang muslimah.

Penjelasan An Nur 26 menurut para ulama

Jika dilihat dari konteks ayat ini, ada dua penafsiran para ulama terhadap ayat ini yaitu tentang arti kata “wanita yang baik” dan juga “ucapan yang baik”, sehingga dapat juga diartikan sebagai begini.. perkara-perkara (ucapan)yang kotor adalah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara (ucapan)yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).

Kata khabiitsat biasa dipakai untuk makna ucapan yang kotor (keji) , juga kata thayyibaat dalam Quran diartikan sebagai kalimat yang baik. Begitupun pada ayat ini berlaku kata khabiitsat dan thayyibaat.

Hakam ibnu Utaibah yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang mempergunjingkan perihal Siti Aisyah r.a. Rasulullan saw. menyuruh seseorang mendatangi Siti Aisyah r.a. Utusan itu mengatakan, “Hai Aisyah! Apakah yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu?” Siti Aisyah r.a. menjawab, “Aku tidak akan mengemukakan suatu alasan pun hingga turun alasanku dari langit”. Maka Allah menurunkan firman-Nya sebanyak lima belas ayat di dalam surah An Nur mengenai diri Siti Aisyah r.a. Selanjutnya Hakam ibnu Utaiban membacakannya hingga sampai dengan firman-Nya, “Ucapan-ucapan yang keji adalah dari orang-orang yang keji..” (Q.S. An Nur,26). Hadis ini berpredikat Mursal dan sanadnya sahih.

Ayat 26 inilah penutup dari ayat wahyu membersihkan isteri Nabi, Aisyah, dari tuduhan keji itu. Di dalam ayat ini diberikan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman. Tuduhan keji adalah perbuatan yang amat keji hanya akan timbul daripada orang yang keji pula. Memang orang-¬orang yang kotorlah yang menimbulkan perbuatan kotor. Adapun ucapan-ucapan yang baik adalah keluar dari orang-orang yang baik pula, dan memang¬lah orang baik yang sanggup menciptakan perkara baik. Orang kotor tidak menghasilkan yang bersih, dan orang baik tidaklah akan menghasilkan yang kotor,dan ini berlaku secara umum.

Di akhir ayat 26 Allah menutup perkara tuduhan ini dengan ucapan bersih dari yang dituduhkan yaitu bahwa sekalian orang yang difitnah itu adalah bersih belaka dari segala tuduhan, mereka tidak bersalah samasekali. Maka makna ayat diatas juga sangat tepat bahwa orang yang baik tidak akan menyebarkan fitnah, fitnah hanya keluar dari orang –orang yang berhati dengki,kotor, tidak bersih. Orang yang baik, dia akan tetap bersih, karena kebersihan hatinya.

-to be continued-

🌸🌸🌸Apakah Benar Wanita yang Baik akan Mendapatkan Jodoh Lelaki yang Baik? -Part 2-🌸🌸🌸

1 thought on “Apakah Benar Wanita yang Baik akan Mendapatkan Jodoh Lelaki yang Baik? -Part 1-”

Leave a reply to ice_tea Cancel reply